UNTUK SAHABAT
Empat sekawan itu selalu bersama-sama. Mereka adalah Sintya, Ambar, Tyo dan Tama. Sepulang sekolah mereka mengerjakan tugas bersama dan makan siang di warung mie ayam Mbak Esti yang sudah menjadi langganan. Seperti biasanya mereka selalu tambah dalam makan mie ayam kecuali Ambar. Mereka bukanya segera mengerjakan tugas tetapi malah berlama-lama ngobrol sambil makan.
01. Ambar : Ayoo…buruan kita ngerjain tugas! (jengkel sendiri sambil melihat mereka makan mie ayam)
02. Sintya : Sebentar…!
03. Ambar : Aduh….kalian ini dasar gendut! Hobbinya cuma makan saja. Jangan-jangan dalam pikiran kalian hanya makan saja.
04. Tama : Hahahahahahahahahahahahahaha….
05. Ambar : Huft…menyebalkan.
Setelah itu mereka pulang ke rumah Sintya untuk mengerjakan tugas. Di sela-sela mereka mengerjakan tugas, mereka berencana untuk pergi ke Prambanan untuk jalan-jalan dan bernarsis-narsis ria.
06. Sintya : Kita ke Prambanan yuk jalan-jalan.
07. Ambar : Boleh aja. Kita narsis-narsisan.
08. Tyo : Ih, masa’ cuma narsis aja.
09. Tama : Aah….kamu juga doyan narsis, kok.
10. Tyo : Iya juga sih. Hahaha
11. Sintya : Hu….dasar
12. Tama : Narsis gak apa-apa dong. Terus upload di facebook.
13. Ambar : So pasti….
14. Tyo : Terus habis dari Prambanan kita mau kemana ?
15. Tama : Ke Malioboro aja…
16. Sintya : Ngikut aja lah aku….
17. Ambar : Boleh….boleh…
Setelah tiba hari yang ditentukan, mereka berkumpul di rumah Tama.
18. Tyo : Kita mau kemana dulu nih?
19. Sintya : Gimana kalau ke Malioboro dulu?
20. Tama : Ayo ke Prambanan dulu aja?
21. Ambar : Yaudah…ayo ke Prambanan aja.
22. Sintya : Okelah kalo begitu.
Akhirnya mereka berangkat ke Prambanan dan bernarsis ria. Setelah itu mereka membeli es buah yang sepertinya enak karena hawanya panas sekali.
23. Tama : Panas ni…Gimana kalau kita beli es buah dulu ?
24. Sintya : Tapi…..Pake’ uang mu yaaa….?
25. Tyo : Iya, sekali-kali lah kamu traktir kita. Haha…
26. Ambar : Ayolah…Pliiiis…..
27. Tama : Ah kalian. Kalau merayu selalu aja gitu. Tapi…okedeh
28. Ambar : Yes…
Setelah hilang rasa hausnya, mereka melanjutkan perjalanan ke Malioboro untuk makan siang di salah satu warung di Malioboro.
29. Ambar : Habis ini langsung pulang aja yuk..
30. Tyo : Iya, udah capek nih…
31. Tama : O iya…Aku belum buat laporan praktikum kimia !
32. Sintya : Kebiasaan deh. Aku belum nyuci baju.
33. Ambar : Ah sudahlah…banyak alasan. Langsung pulang saja.
34. Tyo : Iya, tapi makan dulu.
35. Tama : Siiiip,….
Mereka langsung pulang karena mereka telah capek dan hari sudah sore. Pada saat di jalan, tanpa disangka-sangka, Tama mengendarai motornya dengan kencang karena dia emosi dan capek. Tama ingin mendahului motor lain, namun motornya malah terserempet mobil, dan Tama lepas kendali lalu menabrak motor yang ada di depannya. Ambar pingsan. Lalu mereka segera ditolong oleh orang-orang dan dibawa ke rumah sakit terdekat. Tyo dan Sintya segera menghubungi orang tua Tama dan Ambar. Mereka juga menunggu di rumah sakit.
36. Sintya : Aku takut orang tua Ambar akan marah.
37. Tyo : Aku juga tidak menyangka akan jadi seperti ini kejadiannya.
38. Sintya : Kita tunggu saja orang tuanya. Kita jelaskan semuanya supaya mereka bisa
memakluminya.
39. Tyo : lhoh…itu Tama…
40. Sintya : Ayo kita ke sana.
41. Tyo : Ambar mana ?
42. Tama : Dia belum sadar. Dia masih parah. Tapi aku tidak apa-apa.
43. Tyo : Aku tidak tanya kondisi kamu !
44. Tama : lhoh…kok malah kamu yang emosi ?
45. Tyo : Secara, kamu gak hati-hati dan menyebabkan Ambar sampai kayak gini !
46. Sintya : Kamu gak merasa bersalah ya ? Kamu gak kasihan sama Ambar ?
47. Tama : Oke,….aku memang salah…aku minta maaf.
48. Sintya : Maaf ? cukup hanya minta maaf saja ? hah ?
49. Tyo : Tanggung jawab !
50. Tama : Iya, aku pasti akan tanggung jawab.
51. Tyo : Buktikan…gak cuma omong doang !
52. Sintya : Kamu juga ntar jelasin ke orang tua Ambar. Akui kesalahan mu !
53. Tama : Argh !! Kenapa kalian malah menjadi dendam dengan ku ? Kalian tidak
membantuku tapi malah kalian membuat masalah ini menjadi tambah runyam !
54. Sintya : Runyam ? Ini semua juga karena kamu yang egois !
55. Tyo : Dasar egois ! (pergi ke luar)
56. Sintya : Aku benci sama kamu !!! (keluar)
Tama hanya bisa bisa terdiam dan menunggu dokter di ruang tunggu sambil menunggu orang tua Ambar. Saat itu, pikiran Tama menjadi tak karuan. Tak lama kemudian, Orang tua Ambar datang dan Tama menjelaskan semuanya. Setelah semuanya beres, Ambar ditunggu oleh orang tuanya dan Tama pulang ke rumah. Tama sudah berusaha untuk menghubungi Sintya dan Tyo, namun tak ada respon dari mereka.
Paginya, Tama berangkat siang, hampir bel sekolah berbunyi. Tama menghampiri Tyo dan Sintya yang sedang belajar.
57. Sintya : Ngapain kamu ?
58. Tyo : Bagaimana keadaan Ambar ? (berbicara pada Tama tanpa melihat ke arah Tama)
59. Tama : Aku belum tau kelanjutan kondisi dia.
60. Sintya : Kenapa kamu tidak menegok dia ?
61. Tama : Kan harus sekolah dulu
62. Tyo : O……
63. Sintya : Ehmmm….Tyo…ntar kita jenguk Ambar yuk !
64. Tyo : Pulang sekolah nanti kan ? Okedeeeh….
65. Tama : Ehm…Aku ikut.
66. Sintya : (diam)
67. Tyo : (diam)
68. Sintya : Kita mau kasih oleh-oleh apa sama Ambar?
69. Tyo : Buah dan roti aja cukup kan ?
70. Sintya : Oke deeh…
Tama dicuekin oleh Sintya dan Tyo, Tama juga hanya bisa diam sendiri, murung dan merasa bersalah. Akhirnya, sepulang sekolah Tyo dan Sintya menjenguk Ambar. Di sana ada orang tua Ambar dan mereka mendengarkan penjelasan orang tua Ambar. Ternyata ginjal Ambar rusak , harus cuci darah dan harus segera diganti ginjalnya. Sekarang Orang tua Ambar sedang bingung mencari donor ginjal. Tak disangka Tama menguping pembicaraan mereka dari belakang.
Sehari kemudian Sintya dan Tyo telah mendapatkan kabar dari Orang tua Ambar bahwa Ambar telah mendapat donor ginjal. Tetapi orang yang mendonorkan ginjal tersebut tidak mau menyebutkan identitasnya.
71. Sintya : Untunglah Ambar segera mendapatkan donor ginjal.
72. Tyo : Ya udah sekarang kita tunggu saja perkembangannya.
73. Sintya : Itu kenapa Tama terlihat pucat, gak seperti biasanya?
74. Tyo : Udahlah biarin saja memang mukanya kaya gitu!
75. Sintya : Tama, kamu kenapa?
76. Tama : Gak apa-apa, yang penting Ambar sudah sehat.
77. Sintya : Ngapain kamu nyebut-nyebut nama Ambar?
78. Tyo : Emangnya kamu tanggung jawab sama Ambar?
79. Sintya : Kamu itu munafik! Katanya mau tanggung jawab sama Ambar ternyata kamu gak
peduli sama dia!
80. Tama : Iya.. Aku memang munafik, aku memang tidak tanggung jawab.Terserah apa kata
kalian, maaf aku tidak pantas jadi sahabat kalian (keluar dari kelas).
81. Sintya : Udahlah biarin aja (melihat ambar berjalan dari kejauhan).
Loh itu kan Ambar?
82. Tyo : Hey Ambar!!!
83. Ambar : Hallo semua..mana Tama?
84. Sintya : Ngapain kamu nyari Tama?
85. Ambar : Aku mau ngomong sesuatu sama Tama.Tapi…. kenapa kalian terlihat benci
sama Tama?
86. Tyo : Mana urusan!!!!! (kesal).
87. Ambar : Kok kalian jadi aneh?
88. Sintya : Justru Tama yang aneh!!
89. Ambar : Aneh kenapa.?? Aku malah nggak tau apa yang kalian yang yang maksut. Kalian
tunggu di sini.
Akhirnya Ambar mencari Tama dan setelah ketemu mereka berkumpul berempat dan mereka berdiskusi masalah yang terjadi.
90. Ambar : Sudah…sekarang jelasin apa yang terjadi sesungguhnya hingga kalian menjadi
ribut seperti ini.
91. Tama : Sudahlah Ambar, ini semua tidaklah penting. Kamu jangan banyak pikiran dulu.
Yang penting kamu sudah sehat kembali. Kita semua ikut senang.
92. Ambar : Iya…ini semua karena kamu. Aku sangat terimakasih sama kamu Tama.
93. Sintya : Hah?? Kamu terima kasih sama Tama apa tidak salah?
94. Tyo : Dia kan sudah membuatmu sakit dan tidak bertanggung jawab.
95. Ambar : Bentar…kalian ini salah paham. Aku mau jelasin semua yang terjadi dengan
kalian.
96. Tama : Tidak penting ! Mereka telah terlanjur benci dengan aku. Aku memang pantas
untuk di benci.
97. Ambar : Tidak, Tama. Kamu jangan begitu. Mereka hanya belum tahu apa yang terjadi.
98. Tama : Sudahlah tidak usah. Biarkan saja mereka seperti itu.
99. Sintya : Hah??? Kamu tuh terlalu mendramatisir keaadaan.
100. Tyo : Betul kata Sintya! Kamu pikir dengan kamu bilang seperti itu, aku akan
kasihan sama kamu ?
101. Ambar : Sob…coba kalian sabar dan dengarkan penjelasanku terlebih dahulu.
102. Sintya : Penjelasan apa lagi? Sudah jelas Tama salah !
103. Tama : Aku memang salah ! Terserah apa kata kalian ! Kalian egois dan sok tau !
104.Sintya : Kenapa kamu malah membalikkan keadaan ?
105. Tama : Kenyataan, bukan keadaan !
106. Sintya : (Menggebrak meja dengan keras)
TERSERAH !!!
Sekarang jelaskan saja apa yang terjadi sehingga Ambar membela dirimu !
107. Tama : Ehm….gak ada apa-apa !
108. Tyo : Sok alim kamu !
109.Ambar : udah,…Sekarang aku jelasin saja. Tama memang salah, telah membuat aku
sakit. Tapi, dia bertanggung jawab sehingga dia mendonorkan 1 ginjal nya untuk aku !
110. Sintya, Tyo: (kaget dan hanya bisa terdiam)
111. Ambar : Itu alasannya mengapa aku selalu membela Tama karena dia sudah bertanggung
jawab.
112.Sintya : Hah ? (bingung)
Nggak salah kamu ? kamu nggak bohong kan ?
113. Tyo : Apa benar kamu yang mendonorkan 1 ginjal kamu untuk Ambar ?
114. Tama : Iya.
115. Tyo : O…bagus deh kalu begitu. Maaf aku buruk sangka padamu.
116. Sintya : Aku juga sudah menganggap kamu buruk dan nggak tanggung jawab dengan
Ambar. Hm…. Aku juga minta maaf.
117.Tama : Gak masalah. Yang penting Ambar sudah kembali seperti biasa.
118.Ambar : Nah gitu dong. Akhirnya kalian damai lagi. Aku juga berterima kasih banget sama
Tama. Aku sayang kalian semua.
119.Tama : Aku nggak ingin persahabatan kita rusak.
120.Tyo : Kita sahabat sejati dan kita juga sudah berjanji untuk selalu bersama, apapun
yang terjadi.
121.Sintya : Sahabat untuk selamanya. (menjulurkan tangan)
122.Tyo, Ambar, Tama : (ikut menjulurkan tangan)
Happy ending for the last time. Friendship like chrysalis.
Nama : 1. Alifa Sintya G (06)
2. Bangun Sri H (08)
3. Niken Ambarwati (14)
4. Setyo Rahmat D (21)
Kelas : XI IPA 2
Postingan
Tidak ada komentar:
Posting Komentar