Sabtu, 22 Januari 2011

resensi buku 'misteri umur 60'

USIA PERTARUNGAN MAUT

Judul           : Misteri Umur 60 
Judul asli     : Yâ Shôhibas Sittîn
Penulis        : ‘Alî bin Sa‘îd bin Da‘jam
Penerbit      : Dârul Qôsim
Cetakan      : Ke 5, Mei 2007
Tebal           : ± 136 hlm : 120 x 180 mm


              Enam puluh menjadi batas umur karena usia itu dekat dengan pertarungan maut. Melalui upaya penelusuran tulisan situs resmi atau tak resmi, terbukti bahwa sebagian besar para pegawai dipensiunkan pada usia 60 tahun, bahkan terkadang lebih cepat bagi kaum wanita. Dan 60 tahun adalah pamungkas dari usia perenungan, sesudah itu yang ada adalah usia jompo.
              Diriwayatkan dari ‘Ustmân bin ‘Affân bahwa,  “Sesungguhnya Allah menyukai orang yang berusia 20, namun bersikap seperti orang berusia 80. Allah membenci orang yang berusia 60, tapi bersikap seperti orang berusia 20.”
              Pada usia 60, rambut mulai memutih. Nabi bersabda, “Jangan kalian mencabut uban, karena itu adalah cahaya islam. Karena setiap muslim yang memiliki rambut uban dalam islam, pasti ubannya itu akan menjadi cahaya baginya di hari kiamat nanti.”
              Sebagian orang ada yang senang dengan adanya uban, sebagian lain ada yang tidak mempedulikannya, sebagian lagi justru merasa gerah dan berusaha menutup-nutupi serta segera melenyapkannya dengan mencabutnya atau mewarnainya dengan warna hitam. Yakni, karena mereka merasa kecewa dan tidak menyukainnya, bahkan menganggapnya sebagai nasib sial baginya. Namun, meskipun seseorang berusaha menutupinya dengan cara apapun, realitas dan hakikatnya tetaplah tidak dapat disembunyikan.
              Rata-rata orang meninggal pada usia 60-70 tahun. Jika melebihi dari umur 60-70 tahun, beruntunglah bagi seseorang karena dipanjangkan umurnya oleh Allah. Penyesalan akan dirasakan kepada seseorang setelah di akhirat nanti ketika di dunia selalu berbuat tidak baik. Oleh Karena itu, Hal-hal yang harus dihindari pada usia 60 tahun yaitu ; berbicara dalam hal yang tidak berguna untuk akhirat, sumpah palsu, berdandan dan berpenampilan secara berlebihan, Terlalu banyak memuaskan diri dengan hal mubah, berteman dengan orang yang sesat, melakukan kegiatan yang tidak berguna, serta khawatir memikirkan hidup.
              Semestinya, pada umur 60 lebih baik jika melakukan hal-hal yang pantas dilakukan orang berusia 60 tahun yaitu ; banyak berdoa, berdzikir, istigfar,menambah pengetahuan agama, mengkonsentrasikan hati dan cita-citanya untuk mengejar akhirat, menulis wasiat, memperbanyak menyambung tali silaturahmi, memaafkan kesalahan seseorang yang pernah menyakiti, berusaha mendapatkan pekerjaan yang halal, menetapkan program harian untuk menambah ibadah, dan dzikir.
              Ada suatu kisah bahwa Ibnu Ash-Shummah tatkala sadar bahwa ia telah berumur 60 tahun yang setara dengan 21.500 hari, kontan ia berteriak, “Celaka! Aku akan menjumpai rabbku dengan 21.500 dosa ? lalu, bagaimana pula bila setiap harinya aku melakukan banyak dosa ?” Ia pun jatuh tersungkur, pingsan, dan langsung meninggal saat itu juga.
              Dalam buku ini, semestinya ada baik buruknya. Penilaian baik dari buku ini adalah; Dilihat dari covernya, buku ini sudah menarik perhatian karena covernya cocok untuk buku ini. Tercantum firman Allah, sabda rasul, dan hadist sebagai bukti. Firman Allah, sabda rasul, dan hadist ditulis dalam bahasa Arab sekaligus diartikan dalam bahasa Indonesia untuk memperjelas maknanya. Ada pula pengalaman-pengalaman nabi dan sahabatnya yang bisa menjadi contoh dalam hidup. Nasehat dari para ulama dan orang-orang sholeh juga tercantum dalam buku ini. Ada juga kisah-kisah tentang kematian orang berusia 60 tahun. Selain itu, ada beberapa hal yang harus dihindari dan dilakukan pada umur 60 tahun.
              Sedangkan penilaian buruk dalam buku ini adalah;  Terdapat firman Allah, sabda rasul, dan hadist yang diulang-ulang lebih dari tiga kali dan membingungkan.Terdapat (sedikit) kata yang sulit dimengerti. Misalnya ada kata dalam bahasa Arab yang belum diterjemahkan ke dalam bahasa Indonesia dan harus membuka kamus bahasa Arab.
              Bagaimanapun, buku ini adalah hasil jerih payah manusia yang tidak lepas dari pepatah : tak ada gading yang tak retak. Tetapi bukan berlebihan jika mengatakan sulit menemukan kelemahan buku ini. Jika terdapat kata-kata yang sulit dimengerti dan membingungkan, seperti itulah adanya buku ini. Tetapi, setelah ditimbang-timbang antara kebaikan dan keburukan buku ini, karena lebih banyak kebaikan daripada keburukan, maka buku ini layak untuk dibaca untuk sekedar menambah wawasan ataupun untuk memperbaiki diri. 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar